Minggu, 14 November 2010

Bahaya & kebaikan memakai softlens

Bagi yang pertama kali memakai lensa kontak (soft lens), kadang mata seperti belekan (ada kotoran), apalagi kalo didepan komputer terlalu lama. Penglihatan lama kelamaan akan menjadi kabur.

Hal ini dikarenakan, pada umumnya lensa kontak dibuat dari bahan plastik yang mengandung air. Bila dipakai lama kelamaan kandungan airnya akan berkurang, sehingga akhirnya akan menyerap air dari permukaan mata. Inilah yang menyebabkan mata terasa kering dan pedas. Hal ini akan terjadi lebih cepat bilamana berada di tempat yang panas, naik motor, kena asap rokok atau tempat ber-AC (misalnya mall).
Oleh karena itu, secara berkala mata perlu untuk ditetesi cairan tetes mata. Lensa kontak juga perlu dicopot dan direndam untuk membersihkan kotoran yang menempel.
Softlens juga mempunyai kualitas, ketebalan dan komposisi bahan yang berbeda-beda, yang mungkin saja tidak cocok dengan mata. Juga perlu dipertimbangkan pula untuk mata tipe mudah iritasi, sebaiknya jangan lama-lama memakai lensa kontak. Disarankan, untuk kerja mata yang berat (semisal mengetik dengan komputer) pergunakan saja kacamata.

Bahaya Parfum Bagi Kesehatan

Terdapat 500 lebih bahan kimia yang bisa meracuni tubuh menjadi bahan dasar parfum. Saat ini, sejumlah kantor, klub kesehatan, studio yoga, dan tempat umum dibuat peraturan harus bebas wewangian. Tidak hanya asap rokok, ternyata tempat-tempat ini juga melarang orang yang masuk memakai parfum dan wewangian lainnya. Pasalnya, dari hasil penelitian, parfum pun dapat menciptakan polusi udara, atau populer dikenal sebagai ‘polusi parfum’.
Dari hasil penelitian tersebut, tidak sedikit orang yang menderita asma, gangguan perpanasan lainnya, penyakit lingkungan, atau kelelahan berlebihan yang disebabkan terpapar wewangian parfum yang bertahan di udara meski telah lama disemprotkan.
Menurut Michelle Schoffro Cook, ahli gizi holistik dan naturopati sekaligus penulis buku kesehatan populer, mengatakan terdapat 500 lebih bahan kimia berbahaya yang menjadi bahan dasar pembuatan wewangian di parfum. Kebanyakan berasal dari bahan kimia sintetis yang diperoleh dari bahan petrokimia, dan telah terbukti mengandung neurotoxin (racun yang bisa merusak pembuluh darah atau syaraf otak). Dan, terdapat juga kandungan karsinogen (bahan yang dianggap sebagai penyebab kanker).
Penelitian ini amat mengejutkan. Bagaimana tidak? Hampir semua wanita, bahkan pria mengenakan parfum. Siapa sangka, banyak bahan kimia yang terkandung dalam parfum atau wewangian lain yang tak kalah berbahaya dibandingkan bahaya asap rokok.
Jika Anda bisa mencium aroma parfum, itu karena bahan molekul sintesis yang beracun dari parfum masuk lewat saluran pernapasan, yang langsung memberikan jalan menuju otak. Yang juga berbahaya, meskipun tidak mencium aromanya, Anda tetap menghirup bahan kimia dari paparan parfum.
Karena itu, otak atau organ tubuh paling vital ini bisa terganggu akibat aroma parfum ini. Sebenarnya, otak dilindungi oleh mekanisme yang tak bisa ditembus zat berbahaya. Sayangnya, hal ini tidak sepenuhnya bisa melindungi otak. Penelitian baru-baru ini menunjukkan system ini dapat membiarkan sejumlah racun lingkungan, termasuk yang terkandung dalam parfum yang dapat masuk ke otak.
Dan, jika sudah masuk ke dalam otak, beberapa racun baru bisa dihilangkan dalam waktu lama dan dengan pengobatan intensif. Kerusakan otak bisa berupa peradangan dan munculnya plak otak. Keduanya merupakan gangguan paling berbahaya pada otak.
Beberapa bahan kimia yang biasa terkandung dalam parfum, antara lain ethanol, benzaldehyde, benzyl acetate, a-pinene, acetone, benzyl alcohol, ethyl acetate, linalool, a-terpinene, methylene chloride, a-terpineol, camphor, dan limonene. Memang, sebagian dari bahan ini memang tidak berbahaya bagi tubuh. Tapi, sebagian lagi bisa menyebabkan otot tubuh tegang, lebih mudah marah, asma, sakit persendian, kelelahan, tenggorokan gatal, sakit kepala, batuk, dan iritasi kulit.
Jadi, aroma parfum atau wewangian tubuh lainnya yang dianggap bisa membuat pemakainya lebih atraktif, ternyata juga bisa mengganggu kesehatan. Setidaknya, untuk menyeimbangkan racun yang masuk ke dalam tubuh, sebaiknya Anda lindungi tubuh dengan asupan makanan yang mengandung antioksidan tinggi, seperti buah-buahan dan sayuran.

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN BEREVOLUSI

sistem Informasi Manajemen (SIM) Sesungguhnya, konsep sistem informasi telah ada sebelum munculnya komputer. Sebelum pertengahan abad ke-20, pada digunakan kartu punch, pemakaian komputer terbatas pada aplikasi akuntansi yang kemudian dikenal sebagai sistem informasi akuntansi. Namun demikian para pengguna - khususnya dilingkungan perusahaan - masih mengesampingkan kebutuhan informasi bagi para manajer. Aplikasi akuntansi yang berbasis komputer tersebut diberi nama pengolahan data elektronik (PDE).

Dalam tahun 1964, komputer generasi baru memperkenalkan prosesor baru yang menggunakan silicon chip circuitry dengan kemampuan pemrosesan komputer tersebut, para produsen memperkenalkan konsep system informasi manajemen dengan tujuan utama yaitu aplikasi computer adalah untuk menghasilkan informasi bagi manajemen. Ketika itu mulai terlihat jelas bahwa komputer mampu mengisi kesenjangan akan alat bantu yang mampu menyediakan informasi manajemen. Konsep SIM ini dengan sangat cepat diterima oleh beberapa yang lebih baik. Pusdiklatwas BPKP- 2007 perusahaan dan institusi pemerintah dengan skala besar seperti Departemen Keuangan khususnya untuk menangani pengelolaan anggaran, pembiayaan dan penerimaan negara. Namun demikian, para pengguna yang mencoba SIM pada tahap awal menyadari bahwa penghalang terbesar justru datang dari para lapisan manajemen tingkat menengah.
Sementara konsep SIM terus berkembang, Morton, Gorry, dan Keen dari Massachussets Institute of Technology (MIT) mengenalkan konsep baru yang diberi nama Sistem Pendukung Keputusan (Decision Support Systems - DSS). DSS adalah sistem yang menghasilkan informasi yang ditujukan pada masalah tertentu yang harus dipecahkan atau keputusan yang harus dibuat oleh manajer.
Perkembangan yang lain adalah munculnya aplikasi lain, yaitu Otomatisasi Kantor (office automation - OA), yang memberikan fasilitas untuk meningkatkan komunikasi dan produktivitas para manajer dan staf kantor melalui penggunaan peralatan elektronik. Belakangan timbul konsep baru yang dikenal dengan nama Artificial Intelligence (AI), sebuah konsep dengan ide bahwa komputer bisa diprogram untuk melakukan proses lojik menyerupai otak manusia. Suatu jenis dari AI yang banyak mendapat perhatian adalah Expert Systems (ES), yaitu suatu aplikasi yang mempunyai fungsi sebagai spesialis dalam area tertentu. Semua konsep di atas, baik PDE, SM, OA, DSS, EIS, maupun AI merupakan aplikasi pemrosesan informasi dengan menggunakan komputer dan bertujuan menyediakan informasi untuk pemecahan masalah dan pengambilan keputusan.
Kesimpulannya adalah system informasi manajemen (SIM) sejak dahulu sudah berevolusi hingga sekarang ini. Karena tiap-tiap elemen yang ada di dalam SIM pasti akan mengalami perubahan. Seperti kehidupan manusia yang pasti selalu mengalami perubahan, begitu juga dengan SIM.

AWAS! BEDAK DAN MINYAK TELON BAHAYA BAGI BAYI

Aroma tubuh bayi yang wangi dan lembut seringkali membuat kita selalu ingin menciumnya. Wangi yang berasal dari bedak ataupun minyak yang dibalurkan bayi menunjukkan ciri khas buah hati.
Namun, amankah pemakaian produk-produk tersebut bagi si mungil? Dokter Spesialis anak RS Pondok Indah Karel Staa menegaskan, pemakaian bedak, minyak kayu putih, minyak telon dan pewangi (cologne) sangat berbahaya untuk kesehatan bayi di masa datang.
“Partikel-partikel yang terkandung di dalam bedak bayi dan minyak itu bahaya jika dihirup bayi,” kata Karel Staa usai diskusi bertajuk ‘Lindungi Semua Perempuan dari Kanker Serviks’ di RS Pondok Indah, Jl. Metro Duta, Jakarta Selatan, Sabtu (10/5/2008).
Produk tersebut, kata Karel, dapat membahayakan fungsi paru-paru. “Misalnya batuk yang tidak sembuh. Nanti setelah diperiksa, biasanya dokter akan menyuruh memberhentikan pemakaian bedak dan lain-lain. Setelah itu batuknya hilang. Itu bisa saja respirasi paru,” imbuh dia.
Baluran minyak dipercaya dapat memberi kehangatan untuk bayi. Namun hal ini juga dibantah Karel. “Kata siapa? Dari mana? Kulit bayi kan belum berfungsi. Lalu mau ditutupi produk itu, bagaimana pori-porinya bernafas?” ujarnya.
Karel menuturkan, pernah mendapati salah satu pasiennya mengeluhkan kulit anaknya gosong. “Ternyata setelah diperiksa, bayinya dibalurin minyak kayu putih 100 persen,” tutur dia.
Ditambahkan dia, kulit bayi seharusnya dibiarkan apa adanya. Meski bayi baru dapat merasakan rangsangan di usia di atas 1 tahun, pemakaian produk tetap tidak dianjurkan. “Itu kan tradisi Indonesia, dari orang tua. Biarkan bayi pure. Kecuali ada indikasi medis seperti iritasi, itu harus anjuran dokter,” pungkasnya.

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN SEKOLAH


E-School merupakan sistem informasi manajemen sekolah berbasis web yang terdiri dari berbagai modul aplikasi terintegrasi yang berfungsi untuk mengelola seluruh kegiatan administrasi dan manajemen akademik dalam sebuah sekolah.
Sistem informasi sekolah ini dapat digunakan dalam jaringan internal sekolah (intranet), dan diintegrasikan dengan jaringan Diknas melalui jalur internet.
FITUR SISTEM
 Pada Tahap awal pengembangan Sistem Informasi Sekolah ini akan difokuskan pada Manajemen Data Akademik (Siswa, Guru, Kurikulum, Nilai, Absensi). Selanjutnya dapat dilakukan penambahan fitur lain untuk Manajemen Keuangan, Pelaporan Akreditasi Sekolah, Peralatan, data Perpustakaan, SMS (short message service), dan Alumni
Akademik (modul utama)
Digunakan untuk mengelola data Akademik yang terdiri atas data Siswa, Guru, Kurikulum, Jadwal Pelajaran, Nilai dan Absensi secara online
Bagian kurikulum dapat melakukan pengaturan pelajaran, komposisi nilai masing-masing pelajaran, aspek penilaian tiap mata pelajaran, sampai dengan jadwal pelajaran.
Bagian tata usaha mengatur penempatan siswa dalam kelas, wali kelas, dan mengelola data siswa termasuk mutasi dan siswa pindahan.
Data Nilai di-entry oleh masing-masing Guru pelajaran
Laporan Nilai ke orangtua dan raport (sisipan maupun semester) bisa langsung dicetak oleh Wali Kelas
Monitoring dan Statistik Progress pengisian data Nilai dapat dipantau secara Live/online oleh kepala sekolah.
PSB (penerimaan siswa baru)
Digunakan untuk mengelola pendaftaran Siswa Baru secara Online
Calon Siswa/Orang Tua dapat mengisi formulir pendaftaran secara online dengan menggunakan komputer yang telah disediakan (pendaftaran secara manual juga bisa dilakukan dan selanjutnya data akan di-entry oleh operator).
Terintegrasi dengan Sistem Informasi Keuangan
Monitoring Data Pendaftar secara Live/online (statistik)
Pengumuman Hasil Seleksi secara online (dapat diakses juga dengan SMS Sekolah)
Keuangan
Digunakan untuk mengelola manajemen keuangan sekolah secara online
Pengaturan besar Sumbangan Wajib, Sumbangan Sukarela, SPP, dan berbagai komponen pembayaran uang sekolah, termasuk dispensasi / beasiswa.
Pembayaran berbagai uang sekolah sekaligus cetak tanda terima pembayaran.
Terintegrasi dengan data siswa.
Monitoring Data Pendaftar secara Live/online (statistik)
Akreditasi (pelaporan)
Digunakan untuk mengelola berbagai data untuk menghasilkan informasi online yang digunakan dalam pelaporan / akreditasi. Operator dapat mengakses berbagai data yang diperlukan untuk menghasilkan berbagai informasi dan statistik.
SMS
Merupakan layanan SMS informasi akademik. Layanan ini dapat diintegrasikan dengan sistem infomasi Akademik yang telah dimiliki oleh pihak Sekolah. Layanan meliputi informasi nilai (PR, PS, Formatif, sumatif dan raport), informasi Kehadiran siswa, Informasi PMB dan lain sebagainya.
Infrastruktur yang dibutuhkan Sekolah:
1.Komputer Server
2.Jaringan Lokal (Local Area Network – LAN) + Hotspot (wireless Access Point)
3.Koneksi Speedy untuk sinkronisasi data ke server Diknas
4.Komputer klien yang telah terhubung ke LAN, komputer ini digunakan Guru dan Staf Administrasi Sekolah untuk mengakses, men-entry dan meng-update data. Pada komputer klien hanya dibutuhkan software Internet Browser seperti Internet Explorer atau Mozilla Firefox.
Infrastruktur yang dibutuhkan Diknas:
1.Komputer Server
2.Koneksi Internet
3.Jaringan Lokal (Local Area Network – LAN) + Hotspot (wireless Access Point)
4.SMS Center
5.Komputer klien yang telah terhubung ke LAN, komputer ini digunakan Pejabat dan Staf Administrasi Diknas untuk mengakses, memonitor dan mengevaluasi data sekolah. Pada komputer klien hanya dibutuhkan software Internet Browser seperti Internet Explorer atau Mozilla Firefox.
KEUNGGULAN KOMPETITIFBerbagai macam keunggulan yang dimiliki E-School sebagai sistem informasi manajemen sekolahterintegrasi adalah sebagai berikut:
Web Based
Sistem berbasis web sehingga dapat digunakan dalam berbagai platform sistem operasi. Hal ini akan memberkan fleksibilitas penggunaan serta kemudahan implementasi.
Customizable
Sistem dapat dikembangkan secara spesifik untuk diimplementasikan sesuai dengan permasalahan dan kebutuhan setiap sekolah.
Total School Management
Sistem mendukung seluruh fungsi administrasi dan manajemen akademik sekolah.
Integrated Modul Applications
Sistem dikembangkan secara modular sesuai dengan ragam fungsionalitas yang ada di sekolah, sehingga implementasi dan operasional sistem dapat berjalan dengan efektif tanpa mengabaikan aspek integrasi data.
Realtime – Online Transaction Support
Sistem mendukung berbagai proses transaksi secara online, diantaranya info akademik online, registrasi online, KRS online, online messaging.
Anywhere, anytime acces With Advanced Technology Support
Sistem didukung berbagai teknologi terkini untuk memberikan kemudahan akses melalui berbagai media yaitu intranet/internet, SMS, GPRS, dan IVRs (interactive voice responses), sehingga akses dari manapun dan kapanpun benar-benar dapat dilakukan.
Laporan Standart DIKNAS
Sistem memiliki fungsi pelaporan yang lengkap dan handal sesuai dengan standart DINAS. Hal ini akan sangat membantu eksekutif dalam menyusun/membuat kebijakan.
Kemudahan Administrasi Sistem
Sistem memiliki Modul Administrasi dan konfigurasi yang mudah dan lengkap. Hal ini akan memudahkan pengontrolan.
Keamanan Sistem
Sistem dikembangkan dengan beberapa lapis model keamanan, mulai dari keamanan sistem server hingga level akses user (menggunakan username dan password) sehingga keamanan sistem lebih terjamin.
Standart Industri
Sistem dikembangkan secara komprehensif sesuai dengan standart industri dengan memanfaatkan kepakaran, pengalaman, dan contoh keberhasilan, serta ditunjang oleh sumber daya manusia yang berkualitas.
PURNA JUALDukungan layanan purna jual yang prima, meliputi: dokumentasi sistem, perbaikan bug (bugfixing) dan pelatihan.
Purna Jual
Untuk menjamin reliabilitas penggunaan Eschool di setiap sekolah, perlu adanya layanan purna jual yang komprehensif. Layanan purna jual yang diberikan meliputi:
Dokumentasi Sistem
Pasca penyelesaian pekerjaan akan diberikan beberapa dokumentasi sistem berupa :
1 (satu) compact disc berisi program aplikasi ESchool dan panduan penggunaan aplikasi.
laporan akhir pelaksanaan pekerjaan (memuat kompilasi semua berkas proyek yang telah terjadi).
berita acara serah terima pekerjaan.
Pelatihan User
pelatihan user dilakukan sebagai bagian dari pengembangan sistem untuk menjamin keberhasilan implementasi.
Garansi Pemeliharaan
Layanan pemeliharaan sistem selama 6 (enam) bulan; meliputi bug fixing dan penanganan keluhan dalam bentuk tertulis, tidak termasuk penambahan fitur.
Kerjasama Pendampingan
1.Model Kerjasama
Implementasi ESchool terdiri dari dua model kontrak kerjasama selama jangka waktu tertentu (lebih dari satu tahun) sebagai berikut :
a)Paket Sistem Informasi (Software Package)
Pengembangan dan pemeliharaan seluruh sistem informasi yang dibutuhkan oleh suatu institusi pendidikan. Lengkap dan terintegrasi. tidak termasuk pengembangan infrastruktur dan entry data.
Software Package meliputi:
Konsultasi TI dan penyusunan rencana pengembangan SI
Inisiasi berbagai kerjasama dibidang TI
Pengembangan berbagai software yang dibutuhkan.
Pemeliharaan, updating dan bugfixing software.
Pelatihan bagi pengelola sistem.
b)Paket Sistem Informasi dan Infrastruktur (Full Package)
Pengembangan dan pemeliharaan seluruh sistem informasi yang dibutuhkan dan pengadaan serta implementasi infrastruktur yang dibutuhkan.
Full Package meliputi :
Software package, dan
Entry dan pengolahan data awal
pengadaan, implementasi dan perawatan hardware dan infrastruktur
Internet untuk server utama
Hal-hal yang tidak termasuk dalam kerjasama pendampingan adalah :
peralatan dan software untuk laboratorium komputer dan kebutuhan spesifik pengajaran.
2.Cakupan Aktifitas
Bagi sekolah:
Menyediakan biaya pengembangan dan pemeliharaan bulanan selama periode kontrak sesuai konsep pembiayaan yang diusulkan.
Mengarahkan dan menyetujui rencana kerja tahunan pengembangan SI sesuai visi sekolah.
Membantu pelaksanaan implementasi sistem dengan kebijakan / manajemen yang mendukung
Mengajukan dan mengkonsultasikan rencana-rencana pengembangan sistem yang bersifat mendadak/unplanned.
Menanggung biaya-biaya yang tida dicakup dalam lingkungan kerjasama, seperti pengadaan hardware, internet, entry data, sosialisasi dan lain-lain.
Mengkoordinasikan rencana pengembangan dengan unit-unit terkait lainnya, seperti Diknas, dan unit kerja lain.
Bagi Pengembang :
Menyusun rencana pengembangan Sistem Informasi tahunan.
Mengakomodasi kebutuhan yang bersifat ad-hoc/mendadak dari sekolah. Pelaksanaan dilakukan sesuai dengan prioritas dan beban kerja.
Mengembangkan aplikasi dan sistem informasi yang dibutuhkan sesuai dengan rencana tahunan atau sesuai dengan kebutuhan mendadak/adhoc.
Memperbaiki/memelihara aplikasi dan sitem yang telah jalan.
Melakukan hal-hal teknis sebagaimana termuat dalam lingkup kerjasama.
Membuat laporan evaluasi pekerjaan tahunan sebagai bentuk pertanggungjawaban.
3.Manfaat Pendampingan
Lebih terencana & Terintegrasi
Terdapat rencana pengembangan dan pemeliharaan tahunan.
Perencanaan dibuat dengan memperhatikan kondisi riil operasional dan harapan level eksekutif.
Terjaminnya integrasi dari berbagai sistem yang dikembangkan dan sesuai dengan strategi sentralisasi data.

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN KOMPUTER

1. Perkembangan Sistem Informasi Manajemen
Berkembangnya organisasi akan diikuti dengan berkembangnya pula kebutuhan akan informasi Pada tiap level manajemen. Sehingga kebutuhan koordinasi dan komunikasi juga meningkat. Ketika sistem informasi telah dibuat, kebiasan pelaporan formal, setengah formal bahkan yang informal dapat distandarisasikan. Arus informasi akan diatur berdasar tingkatan pemakainya.
Kriteria bagi sistem informasi manajemen yang tepat adalah sistem tersebut dapat memberikan data yang cermat, tepat waktu dan penting artinya bagi perencanaan, analisis dan pengendalian manajemen untuk mnegoptimalkan pertumbuhan perusahaan.

2. Penggunaan Sistem Informasi Manajemen
Banyak interface antara sektor publik dan sektor privat telah meningkat menurut ilmu ukur. Pengalaman dalam teknik pengambilan keputusan menuntut digunakannya komputer dalam ukuran besar dan perlengakapan pengolah data.
Kebutuhan akan sistem informasi manajemen dapat dilukiskan sebagai suatu hirarki. Pada tingkatan paling bawah adalah sistem informasi yang berhubungan dengan pengolah data.Tingkatan kedua adalah kebutuhan sistem yang dapat menyebarkan informasi ke pusat pengambilan keputusan. Tingkatan ketiga adalah adanya unsur tambahan dari teknik pengambilan keputusan statistis dan matematis yang digabung dengan sistem informasi berkembang.
Tingkatan keempat adalah adanya sistem yang saling mempengaruhi yang sering disebut dengan sistem manusia-mesin. Tingkatan kelima adalah adanya pengalihan tanggungjawab pengambilan keputusan dari manusia ke sistem informasi keputusan.

3. Unsur-Unsur Sistem Informasi Manajemen Yang Efektif
Paling tidak memenuhi dan dapat menjawab pertanyaan berikut :
1. Data atau informasi apa yang dibutuhkan
2. Kapan data atau informasi itu diperlukan
3. Siapa yang memerlukan
4. Dimana data atau informasi itu diperlukan
5. Dalam bentuk apa data tersebut
6. Berapa dana yang diperlukan
7. Prioritas data
8. Mekanisme perolehan data
9. Kontrol umpan balik data
10. Mekanisme perbaikan sistem data

4. Penggunaan Komputer Dalam Sistem Informasi Komputer
Komputer dapat dirumuskan sebagai suatu perlengkapan elektronik yang mengolah data, mampu menerima masukan dan keluaran, dan mempunyai sifat seperti kecepatan yang tinggi, ketelitian, dan kemampuan menyimpan instruksi untuk memecahkan masalah. Komputer tidak dapat memulai berpikir, membetulkan kesalahan sendiri atau melakukan pengolahan yang bersifat kreatif. Akan tetapi penemuan kesalahan yang sifatnya rutin dapat diprogramkan kedalam komputer sehingga komputer tersebut dapat memberikan peringatan kepada operatornya mengenai kesalahan yang terjadi dan sedang berjalan.
Komputer yang biasa digunakan dalam sistem informasi manajemen adalah komputr digital. Sedang komputer analog digunakan untuk mengolah data yang sifatnya terus-menerus.

APLIKASI TEKNOLOGI INFORMASI

A. Aplikasi Pendukung Manajemen
1. Sistem Pemrosesan Transaksi
Aplikasi ini biasanya digunakan pada penjualan, pembayaran, penerimaan, pengiriman dan penerimaan barang.
2. Sistem Pendukung Keputusan (Decision Support System)
Suatu sistem yang berbasis komputer secara terpadu, yang dirancang untuk membantu manajer dalam aktivitas sehari-hari. Terutama dalam aktivitas pengambilan keputusan.
3. Sistem Pendukung Keputusan Grup (Group Decision Suppoert System)
Merupakan suatu varian dari sistem pendukung keputusan yang sengaja dirancang untuk memberikan suatu dukungan tidak hanya pada individu, akan tetapi pada suatu kelompok.Tujuan utama sistem ini adalah untuk mencari suatu keuntungan kekuatan bagi kelompok dalam mengambil keputusan.
4. Sistem Informasi Geografik (Geographic Information System)
Sistem yang dirancang untuk mengumpulkan, menyimpan, mengambil dan memvisualisakan data tempat. Sistem ini akan berhubungan secara langsung pada sistem peta geografi.
5. Sistem Informasi Eksekutif (Executive Information System)
Kunci utamanya adalah bagaimana caranya agar informasi terbaru bisa cepat sampai kepada pihak eksekutif puncak organisasi. Sehingga dengan menggunakan EIS ini, manajemen puncak tidak akan menemui kesulitan dalam mengakses keberadaa organisasinya.

B. Aplikasi Teknologi Informasi
1. Otomasi Kantor (Offiece Automation)
Sistem ini mengintegrasikan program pemrosesan data, pemrosesan kata, surat elektronik pemyimpanan data dan publikasi data. Dalam satu kantor terdapat teknologi yang bisa mengotomasi suatu kegiatan berdasar standar tertentu.
2. Stasiun Kerja dan Pengolahan Kata
Merupakan sistem yang paling banyak dan paling sering digunakan dalam suatu kantor. Pengolah data yang banyak beredar dan palng banyak dikuasai adalah Ms. Office.
3. Sistem Kantor Terintegrasi
Penggunakan sistem informasi yang terpadu ini sangat ditunjang oleh penggunakan suatu jaringan yang bisa menghubungkan satu komputer dengan komputer lainnya dalam satu lokasi. Sistem tersebut biasanya disebut dengan local area network (LAN).
4. Otomasi Pabrik
Biasanya terdiri atas :
a. Pengontrolan secara numerik
b. Perencanaan kebutuhan material

C. Aplikasi Berbasis Teknologi
1. Inteligen Artifisial (Artificial Intelliegence)
Dengan pemikiran dasar bagaimana agar suatu komputer dapat bekerja secara lebih baik dari pada manusia. Sistem yang digunakan adalah sistem pakar (expert system).
2. Realitas Virtual (Virtual Reality)
Sistem denga basis komputer yang menjadikan suatu lingkungan menjadi tampak nyata.

D. Aplikasi Berbasis Rancang Bangun
1. Sistem Distribusi (Distributed System)
Mengacu pada pendistribusian suatu data dalam jaringan.
2. Sistem Server dan Klien (Client/Server System)
Yaitu suatu sistem yang mendistribusikan data dari suatu komputer ke komputer pusat. Sehingga akan dikenal adanya komputer induk dan komputer kerja.

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PERUSAHAAN

Sistem informasi Manajemen (SIM) adalah serangkaian sub sistem informasi yang menyeluruh dan terkoordinasi dan secara rasional terpadu yang mampu mentransformasi data sehingga menjadi informasi lewat serangkaian cara guna meningkatkan produktivitas yang sesuai dengan gaya dan sifat manajer atas dasar kriteria mutu yang telah ditetapkan. Menurut beberapa ahli SIM adalah:
  • Robert G. Murdick & Joel E Ross
Proses komunikasi dimana input dan output yang direkam, disimpan dan diproses untuk pengambialn keputusan, mengenai perancangan, pengoperasian dan pengendalian.
  • Gordon B Davis
Sistem manusia dan mesin yang terpadu untuk menghasilkan informasi guna mendukung operasi manajemen dan fungsi pengambilan keputusan dalam suatu organisasi.
Dari definisi diatas dapat diuraikan lebih lanjut bahwa:
  1. Sistem Informasi Manajemen memiliki sub-sitem informasi. Sistem Informasi Manajemen adalah serangkaian sub-sistem, dimana sub-sistem tersebut mendukung tercapainya sasaran Sistem Informasi Manajemen dan organisasi sebagian dari sub-sistem berperan hanya dalam satu kegiatan atau lapisan manajemen, sementara yang lainya berperan ganda.
  2. Sistem Informasi Manajemen di koordinasikan secara terpusat untuk menjamamin bahwa data yang di proses dapat di operasikan secara terencana dan terkoordinasi. Semuanya untuk menjamin bahwa informasi melewati dan menuju sub-sistem yang diperlukan, serta menjamin bahwa sistem informasi bekerja secara efisien.
  3. Sistem Informasi Manajemen mentransformasikan data kedalam informasi. Apabila data diolah dan berguna bagi manajer untuk tujuan tertentu, maka ia akan menjadi informasi.
  4. Sistem Informasi Manajemen sesuai dengan gaya manajer Sistem Informasi Manajemen dikembangkan lewat pengenalan atas sifat dan gaya manajerial dari personil yang akan menggunakannya. Para perancang sistem apabila akan mengembangkan Sistem Informasi Manajemen hendaknya mempertimbangkan faktor manusiawi dengan cermat. Apabila tidak demikian, maka sistem yang dihasilkan tidak efektif.
Kegiatan dari manajemen yang merupakan salah satu bagian dari SIM, yaitu:
Proses manajemen didefinisikan sebagai aktivitas-aktivitas:
  • Perencanaan, formulasi terinci untuk mencapai suatu tujuan akhir tertentu adalah aktivitas manajemen yang disebut perencanaan. Oleh karenanya, perencanaan mensyaratkan penetapan tujuan dan identifikasi metode untuk mencapai tujuan tersebut.
  • Pengendalian, perencanaan hanyalah setengah dari peretempuran. Setelah suatu rencana dibuat, rencana tersebut harus diimplementasikan, dan manajer serta pekerja harus memonitor pelaksanaannya untuk memastikan rencana tersebut berjalan sebagaimana mestinya. Aktivitas manajerial untuk memonitor pelaksanaan rencana dan melakukan tindakan korektif sesuai kebutuhan, disebut kebutuhan.
  • Pengambilan Keputusan, proses pemilihan diantara berbagai alternative disebut dengan proses pengambilan keputusan. Fungsi manajerial ini merupakan jalinan antara perencanaan dan pengendalian. Manajer harus memilih diantara beberapa tujuan dan metode untuk melaksanakan tujuan yang dipilih. Hanya satu dari beberapa rencana yang dapat dipilih. Komentar serupa dapat dibuat berkenaan dengan fungsi pengendalian.
Berikut ini merupakan karakteristik dari SIM :
  1. Merupakan salah satu dari 5 sub sistem dalam CBIS (Computer Based Information System/Sistem Informasi Berbasis Komputer).
  2. Merupakan tujuan untukmempertemukan seluruh informasi yang diperlukan oleh manajer pada semua tingkat organisasi.
  3. Merupakan seluruh fungsi sistem informasi didalam suatu sub sistem input, database dan sub sistem output.
  4. Memberikan gambaran terhadap atitude eksekutif dengan penyediaan komputer untuk membantu pemecahan masalah organisasi.
Kemampuan sebuah Sistem Informasi Manajemen, meliputi :
Pengetahuan tentang potensi kemampuan sistem informasi yang dikomputerisasi akan memungkinkan seorang manajer secara sistematis menganalisis masing-masing tugas organisasi dan menyesuaikannya dengan kemampuan komputer.
SIM secara khusus memiliki beberapa kemampuan teknis sesuai yang direncanakan baginya. Secara kolektif kemampuan ini menyangkal pernyataan bahwa komputer hanyalah mesin penjumlah atau kalkulator yang berkapasitas tinggi, sebenarnya komputer tidak dapat mengerjakan sesuatu ia hanya mengerjakan lebih cepat. Sistem informasi komputer dapat memiliki sejumlah kemampuan jauh diatas sistem non komputer. Dan kemampuan ini telah merevolusikan proses manajemen yang menggunakan informasi yang dihasilkan oleh sistem yang telah ada. Beberapa kemampuan teknis terpenting dalam sistem komputer :
  1. Pemrosesan data batch
  2. Pemrosesan data tunggal
  3. Pemrosesan on-line, real time
  4. Komunikasi data dan switching pesan
  5. Pemasukan data jarak jauh dan up date file
  6. Pencarian records dan analisis
  7. Pencarian file
  8. Algoritme dan model keputusan
  9. Otomatisasi kantor.
Dengan kata lain SIM adalah sebagai suatu sistem berbasis komputer yang menyediakan informasi bagi beberapa pemakai dengan kebutuhan yang sama. Sebenarnya secara teori, komputer bukanlah persyarat mutlak bagi sebuah Sistem Informasi Manajemen (SIM), namun dalam praktek agaknya menjadi suatu kepercayaan bahwa Sistem Informasi Manajemen yang baik tidak akan berjalan lancar tanpa bantuan kemampuan sebuah komputer, sehingga timbulah sistem informasi berbasis komputer (CBIS).
Para pemakai biasanya membentuk suatu entitas organisasi formal, perusahaan atau sub unit dibawahnya. Informasi menjelaskan perusahaan atau salah satu sistem utamanya mengenai apa yang terjadi di masa lalu, apa yang terjadi sekarang dan apa yang mungkin terjadi di masa yang akan datang. Informasi tersebut tersedia dalam bentuk laporan periodik, laporan khusus dan ouput dari model matematika. Output informasi digunakan oleh manajer maupun non manajer dalam perusahaan saat mereka membuat keputusan untuk memecahkan masalah.
Faktor-faktor serta Indikator yang Menunjukkan Gagalnya SIM dalam Organisasi/Perusahaan
1. Faktor-faktor yang menyebabkan SIM kurang berkembang dalam organisasi/perusahaan
Dengan adanya SIM ini, sebuah perusahaan mengharapkan suatu sistem yang dapat bekerja secara cepat dan akurat sehingga produktivitas kerja di perusahaan lebih meningkat. Namun karena beberapa faktor tertentu, terkadang malah perusahaan mengalami kegagalan.
Pengembangan SIM canggih berbasis komputer memerlukan sejumlah orang yang berketrampilan tinggi dan berpengalaman lama dan memerlukan partisipasi dari para manajer organisasi. Banyak organisasi yang gagal membangun SIM karena :
  1. Pengorganisasian perusahaan yang kurang wajar
  2. Kurangnya perencanaan yang memadai
  3. Kurang personil yang handal
  4. Kurangnya partisipasi manajemen dalam bentuk keikutsertaan para manajer dalam merancang sistem, mengendalikan upaya pengembangan sistem dan memotivasi seluruh personil yang terlibat.
Untuk meraih keberhasilan dalam pengembangan SIM, perlu diperbaikinya system lama, terutama jika disebabkan beberapa hal berikut ini,
1. Adanya permasalahan-permasalahan (problems) yang timbul di sistem
yang lama. Permasalahan yang timbul dapat berupa :
  • Ketidakberesan sistem yang lama
Ketidakberesan dalam sistem yang lama menyebabkan sistem yang
lama tidak dapat beroperasi sesuai dengan yang diharapkan.
  • Pertumbuhan organisasi
Kebutuhan informasi yang semakin luas, volume pengolahan data
semakin meningkat, perubahan prinsip akuntansi yang baru
menyebabkan harus disusunnya sistem yang baru, karena sistem yang
lama tidak efektif lagi dan tidak dapat memenuhi lagi semua kebutuhan
informasi yang dibutuhkan manajemen.
2. Untuk meraih kesempatan-kesempatan
Dalam keadaan persaingan pasar yang ketat, kecepatan informasi atau
efisiensi waktu sangat menentukan berhasil atau tidaknya strategi dan
rencana-rencana yang telah disusun untuk meraih kesempatankesempatan
dan peluang-peluang pasar, sehingga teknologi informasi perlu digunakan untuk meningkatkan penyediaan informasi agar dapat mendukung proses pengambilan keputusan yang dilakukan oleh manajemen.
3. Adanya instruksi dari pimpinan atau adanya peraturan pemerintah
Penyusunan sistem yang baru dapat juga terjadi karena adanya instruksi instruksi dari atas pimpinan ataupun dari luar organisasi, seperti misalnya peraturan pemerintah
2. Indikator Diperlukannya Pengembangan SIM
1. Keluhan pelanggan
2. Pengiriman barang yang sering tertunda
3. Pembayaran gaji yang terlambat
4. Laporan yang tidak tepat waktu
5. Isi laporan yang sering salah
6. Tanggung jawab yang tidak jelas
7. Waktu kerja yang berlebihan
8. Ketidakberesan kas
9. Produktivitas tenaga kerja yang rendah
10. Banyaknya pekerja yang menganggur
11. Kegiatan yang tumpang tindih
12. Tanggapan yang lambat terhadap pelanggan
13. Kehilangan kesempatan kompetisi pasar
14. Persediaan barang yang terlalu tinggi
15. Pemesanan kembali barang yang tidak efisien
16. Biaya operasi yang tinggi
17. File-file yang kurang teratur
18. Keluhan dari supplier karena tertundanya pembayaran
19. Tertundanya pengiriman karena kurang persediaan
20. Investasi yang tidak efisien
21. Peramalan penjualan dan produksi tidak tepat
22. Kapasitas produksi yang menganggur
23. Pekerjaan manajer yang terlalu teknis
24. DLL.
SIM yang baik adalah SIM yang mampu menyeimbangkan biaya dan manfaat yang akan diperoleh artinya SIM akan menghemat biaya, meningkatkan pendapatan serta tak terukur yang muncul dari informasi yang sangat bermanfaat.
Organisasi harus menyadari apabila mereka cukup realistis dalam keinginan mereka, cermat dalam merancang dan menerapkan SIM agar sesuai keinginan serta wajar dalam menentukan batas biaya dari titik manfaat yang akan diperoleh, maka SIM yang dihasilkan akan memberikan keuntungan dan uang.

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN TRANSPORTASI UDARA

Penggunaan kemajuan teknologi sebagai tools perusahaan dalam bidang Sistem Informasi Manajemen di era digitalisasi saat ini merupakan tuntutan setiap perusahaan penerbangan untuk meningkatkan pelayanan baik preflight, inflight, maupun post flight services terhadap para penumpang dengan cara percepatan informasi sehingga dapat memudahkan dalam pelayanan terhadap calon penumpang dan dapat meminimize waktu respon terhadap layanan pelanggan.
Teknologi Informasi juga mampu melakukan efisiensi di berbagai bidang antara lain penghematan penggunaan kertas (paperless), tiket (ticketless), namun dapat menjangkau channel distribusi yang lebih luas, misalnya penggunaan teknologi e-commerce dan SMS booking atau WAP booking yang termasuk teknologi Mobile.
Pemanfaatan teknologi juga mampu minimize jumlah SDM karena banyak pekerjaan rutinitas dapat digantikan oleh system aplikasi di komputer. Oleh karena itu menjadi tantangan perubahan bagi manajemen perusahaan penerbangan yang selalu dituntut untuk memenuhi segala macam penghematan biaya perusahaan melalui inovasi teknologi informasi, dan perubahan ini sejalan akibat didorong oleh pesatnya perkembangan teknologi informasi dibidang airlines dewasa ini.
Pada umumnya dinamika dunia dari sisi transportasi udara di Indonesia ditandai oleh dua kecenderungan, yaitu ;
- Liberalisasi bisnis penerbangan, yaitu adanya kebijakan open sky pemerintah sehingga banyak bermunculan maskapai baru di Indonesia dan meningkatnya jumlah aliansi perusahaan lokal dgn maskapai asing untuk memperluas cakupan pelayanan bisnis penerbangan.
- Adanya kemajuan teknologi baik hardware dan software yang sangat cepat yang dapat mendukung pesatnya perkembangan bisnis airlines terutama untuk aplikasi SIM (Sistem Informasi Manajemen) Transportasi Udara.
Dengan adanya liberalisasi, otomatis terjadi persaingan yang sangat kompetitif antar maskapai sehingga maskapai dituntut untuk selalu melakukan langkah-langkah penghematan cost Pada perusahaan penerbangan. Salah satu cara penghematan cost adalah dengan pemanfaatan teknologi SIM. Dan teknologi sistem informasi merupakan komponen utama yang memberikan value added terhadap pelayanan jasa disamping cost reducing, walaupun memang di awal, pembangunan dan development infrastruktur SIM adalah investasi yang cukup mahal.
Di awal pengembangan SIM, perlu pengkajian yang dalam dalam memilih jenis hardware maupun software yang sesuai dengan karakteristik perusahaan sehingga tidak salah dalam pengembangan selanjutnya. SIM Transportasi Udara telah mengalami berbagai kecenderungan perubahan aplikasi untuk meninggkatkan efisiensi dan efektivitas dalam proses penjualan produk jasa.
Sistem Teknologi Informasi pada bisnis penerbangan, secara umum dibagi dalam dua system, yaitu ;
- Sistem Front Office, yang menyangkut dan bersentuhan langsung dengan pelanggan, contohnya Sistem reservasi, Check in System, Boarding system, Website online, Payment Online, E-ticketing system, SMS Booking, Global Distribution System, dll.
- Sistem Back Office, yang mendukung jalannya operasional perusahaan, misalnya software accounting, Human Resources Information system, ERP system, Kontrol maintenance Aircraft, Aircraft Schedule Software, Customer Database, Air Crew Monitoring System, dll.

Sistem di perusahaan maskapai sangat kompleks, system harus mampu mengintegrasikan system Front Office dan Sistem Back Office.
Pada beberapa perusahaan penerbangan system di Indonesia seperti Garuda dan Merpati menggunakan system ERP. Garuda pengembangan sistem informasi ERP dimulai sejak 1999 sejalan dengan pelaksanaan program rehabiltasi perusahaan yang bertujuan menyehatkan perusahaan dari lilitan utang yang besar dengan menerapkan Software Applications and Product in Data Processing (SAP) sedangkan pada tahun 2004, menyusul Merpati Airlines mulai mengimplementasikan software ERP yaitu software SAP yang merupakan software pengelolaan perusahaan yang lengkap dan terintegrasi terutama dibidang keuangan dan warehouse untuk mengontrol dan memonitor pergerakan spare part pesawat dan memonitor penjualan tiket di seluruh Kantor Cabang Penjualan.

System Front Office dan Sistem Back Office ini sifatnya terpadu, sehingga diperlukan interface system agar komunikasi antar system bias terkoneksi dan berhubungan membentuk jaringan informasi yang dapat menghasilkan data yang akurat dan cepat, sehingga memudahkan para analyst untuk membuat laporan yang akurat agar pemegang keputusan dapat membuat kebijakan strategi perusahaan yang tepat.

KEAMANAN DAN KONTROL SISTEM INFORMASI


Keamanan dan Kontrol Sistem Informasi
Keamanan Sistem
Keamanan Sistem mengacu pada perlindungan terhadap semua sumber daya informasi perusahaan dari ancaman oleh pihak-pihak yang tidak berwenang.
Tujuan-tujuan Keamanan ; dimaksudkan untuk mencapai 3 tujuan utama , yaitu :
1.  Kerahasiaan, perusahaan berusaha melindungi data dan informasi dari orang-orang yang tidak berhak.
2.  Ketersediaan, tujuan CBIS adalah menyediakan data dan informasi bagi mereka yang berwenang untuk menggunakannya.
3.  Integritas, semua subsistem CBIS harus menyediakan gambaran akurat dari sistem fisik yang diwakilinya.

Pengendalian Akses ; dicapai melalui suatu proses 3 langkah, yang mencakup :
1.  Indentifikasi User.
2.  Pembuktian Keaslian User.
3.  Otorisasi User.
 Strategi Pengulangan Biaya Manajemen Informasi
Strategi yang paling banyak dimanfaatkan adalah :
1.  Strategi Konsolidasi, dapat diikuti dengan mengurangi jumlah lokasi sumber daya informasi yang terpisah. Alasannya adalah sejumlah kecil pemusatan sumber daya yang besar dapat beroperasi lebih efisien dari pada banyak pemusatan sumber daya yang kecil.
2.  Downsizing, adalah transfer berbagai aplikasi berbasis komputer perusahaan dari konfigurasi peralatan besar, seperti mainframe ke platform yang lebih kecil seperti komputer mini. Dalam beberapa kasus, platform yang lebih kecil tetap berada dalam IS, dan dalam kasus lain ditempatkan di area pemakai. Pemindahan ke sistem yang kurang mahal tetapi penuh daya ini disebut Smartsizing. Keuntungan downsizing : sistem yang user friendly.
3.  Outsourcing, ukuran pemotongan biaya yang dapat berdampak lebih besar bagi IS dari pada downsizing adalah outsourcing. Outsourcing adalah mengkontrakkan keluar semua atau sebagian operasi komputer perusahaan kepada organisasi jasa di luar perusahaan.
Jasa-jasa yang ditawarkan Outsourcers mencakup :
q       Entry data dan pengolahan sederhana.
q       Kontrak pemrograman.
q       Manajemen fasilitas, operasi lengkap dari suatu pusat komputer.
q       Integrasi sistem, adalah kinerja semua tugas-tugas siklus hidup pengembangan sistem.
q       Dukungan operasi untuk pemeliharaan, pelayanana atau pemulihan dari bencana.
 Pentingnya pengendalian Sistem Informasi
Untuk berfungsi secara efektif dan efisien, sebuah business harus mempunyai sistem informasi manajemen yang valid, akurat, lengkap, tepat waktu dan tepat guna. Dengan demikian manajemen, aktor yang menjadi pemegang peranan penting dari keberhasilan sesuatu perusahaan, dapat mengambil keputusan yang optimal berdasarkan informasi yang dapat diandalkan. Sesuai dengan laju perkembangan teknologi informasi, sistem informasi manajemen masa kini pada umumnya telah didukung oleh komputer di dalam suatu kegiatan usaha adalah sangat tergantung pada situasi dan kondisi dari masing-masing perusahaan. Ada perusahaan yang tidak bisa berfungsi sama sekali kalau komputernya macet, karena memekai sistem informasi manajemen yang sangat bergantung pada komputer (computer dominant firm); dan ada pula perusahaan yang tetap bisa beroperasi seperti biasa, meskipun komputernya musnah terkena bencana, sebab sistem informasi manajemennya memang kurang bergantung pada peran komputer (computer minor firm).
Tugas pengendalian dalam Sistem Informasi yang terdiri dari :
Kontrol proses pengembangan
Model Sistem Informasi Sumber Daya Informasi
Pengertian :
Sistem yang menyediakan informasi mengenai sumber daya informasi perusahaan kepada para pemakai diseluruh perusahaan.
Subsistem Input :
1.  Sistem Informasi Akuntansi ; mengumpulkan data internal yang menjelaskan unit jasa informasi dan data lingkungan yang menjelaskan transaksi unit tersebut dengan para pemasoknya.
2.  Subsistem Riset Sumber Daya Informasi ; menjelaskan kegiatan yang terdiri dari proyek-proyek riset didalam perusahaan yang selanjutnya menentukan kebutuhan user dan kepuasan user.
3.  Subsistem Intelijen Sumber Daya Informasi ; menjelaskan fungsi yang berhubungan dengan pengumpulan informasi dan elemen-elemen di lingkungan perusahaan khususnya elemen-elemen yang berinteraksi dengan jasa informasi.
Elemen-elemen ini meliputi :

q       Pemerintah.
q       Pemasok.
q       Serikat Pekerja.
q       Masyarakat Global.
q       Pelanggan.
q       Pesaing.
q       Masyarakat Keuangan.
q       Pemegang Saham.


Subsistem Output :
1.  Subsistem Perangkat Keras ; menyiapkan output informasi yang menjelaskan sumber daya perangkat keras. Perangkat Lunak yang digunakan dalam subsistem ini dapat berupa query language, pembuatan laporan dan model matematika.
2.  Subsistem Perangkat Lunak ; menyiapkan output informasi yang menjelaskan sumber daya perangkat lunak. Output informasi terutama berbentuk jawaban atas database query dan laporan periodik.
3.  Subsistem Sumber Daya Manusia ; menyediakan informasi tentang para spesialis informasi perusahaan.
4.  Subsistem Data dan Informasi ; menyiapkan output yang menjelaskan sumber daya data dan informasi yang berada di database pusat.
5.  Subsistem Sumber Daya Terintegrasi ; menyatukan informasi yang menjelaskan sumber daya hardware, software, SDM serta data dan informasi.
 Mencapai Kualitas Manajemen Jasa Informasi
Konsep TQM (Total Quality Management) sering diasosiasikan dengen proses manufaktur. Namun dasar yang sama dapat diterapkan pada produk dan jasa apapun termasuk yang ditawarkan oleh IS.
Kontrol desain sistem

KOntrol pengoperasian sistem
Kontrol pengoperasian system didasarkan pada struktur organisasional dari departemen operasi, aktivitas dari unit yang ada dalam departemen tersebut.
Kontrol yang memberikan kontribusi terhadap tujuan ini dapat diklasifikasikan menjadi lima area :
  • Struktur organisasional
  • Kontrol perpustakaan
  •  Pemeliharaan peralatan
  • Kontrol lingkungan dan kemanan fasilitas
  •   Perencanaan disaster, meliputi area :
  • Rencana keadaan darurat (emergency plan)
  • Rencana back-up
  • Rencana record penting (vital record plan)
  • Rencana recovery (recovery plan)

“IMPLEMENTASI TEKNOLOGI INFORMASI UNTUK KEUNGGULAN KOMPETITIF DALAM OPERASIONAL PERUSAHAAN PADA ERA GLOBALISASI”

Belakangan diketahui bahwa salah satu penyebab utama terjadinya era globalisasi yang datangnya lebih cepat dari dugaan semua pihak adalah karena perkembangan pesat teknologi informasi. Implementasi internet, electronic commerce, electronic data interchange, virtual office, telemedicine, intranet, dan lain sebagainya telah menerobos batas-batas fisik antar negara. Penggabungan antara teknologi komputer dengan telekomunikasi telah menghasilkan suatu revolusi di bidang sistem informasi.
Tidak berlebihan rasanya jika salah satu pakar IBM menganalogikannya dengan perkembangan otomotif sebagai berikut: “seandainya dunia otomotif mengalami kemajuan sepesat teknologi informasi, saat ini telah dapat diproduksi sebuah mobil berbahan bakar solar, yang dapat dipacu hingga kecepatan maximum 10,000 km/jam, dengan harga beli hanya sekitar 1 dolar Amerika !”. Secara mikro, ada hal cukup menarik untuk dipelajari, yaitu bagaimana evolusi perkembangan teknologi informasi yang ada secara signifikan mempengaruhi persaingan antara perusahaan-perusahaan di dunia, khususnya yang bergerak di bidang jasa. Secara garis besar, ada empat periode atau era perkembangan sistem informasi, yang dimulai dari pertama kali diketemukannya komputer hingga saat ini. Keempat era tersebut (Cash et.al., 1992) terjadi tidak hanya karena dipicu oleh perkembangan teknologi komputer yang sedemikian pesat, namun didukung pula oleh teori-teori baru mengenai manajemen perusahaan modern. Ahli-ahli manajemen dan organisasi seperti Peter Drucker, Michael Hammer, Porter, sangat mewarnai pandangan manajemen terhadap teknologi informasi di era modern. Oleh karena itu dapat dimengerti, bahwa masih banyak perusahaan terutama di negara berkembang (dunia ketiga), yang masih sulit mengadaptasikan teori-teori baru mengenai manajemen, organisasi, maupun teknologi informasi karena masih melekatnya faktor-faktor budaya lokal atau setempat yang mempengaruhi behavior sumber daya manusianya.
Konsep keunggulan kompetitif dalam operasional perusahaan.

Dalam mengimplementasikan konsep e-business, terlihat jelas bahwa meraih keunggulan kompetitif (competitive advantage) jauh lebih mudah dibandingkan mempertahankannya. Secara teoritis hal tersebut dapat dijelaskan karena adanya karakteristik sebagai berikut:
  • Pada level operasional, yang terjadi dalam e-business adalah restrukturisasi dan redistribusi dari bit-bit digital (digital management), sehingga mudah sekali bagi perusahaan untuk meniru model bisnis dari perusahaan lain yang telah sukses;
  • Berbeda dengan bisnis konvensional dimana biasanya sebuah kantor beroperasi 8 jam sehari, di dalam e-business (internet), perusahaan harus mampu melayani pelanggan selama 7 hari seminggu dan 24 jam sehari, karena jika tidak maka dengan mudah kompetitor akan mudah menyaingi perusahaan terkait;
  • Berjuta-juta individu (pelanggan) dapat berinteraksi dengan berjuta-juta perusahaan yang terkoneksi di internet, sehingga sangat mudah bagi mereka untuk pindah-pindah perusahaan dengan biaya yang sangat murah (rendahnya switching cost);
  • Fenomena jejaring (internetworking) memaksa perusahaan untuk bekerja sama dengan berbagai mitra bisnis untuk dapat menawarkan produk atau jasa secara kompetitif, sehingga kontrol kualitas, harga, dan kecepatan penciptaan sebuah produk atau jasa kerap sangat ditentukan oleh faktor-faktor luar yang tidak berada di dalam kontrol perusahaan; dan
  • Mekanisme perdagangan terbuka dan pasar bebas (serta teori perfect competition) secara tidak langsung telah terjadi di dunia internet, sehingga seluruh dampak atau dalil-dalil sehubungan dengan kondisi market semacam itu berlaku terjadi di dunia maya.
Melihat kenyataan di atas, perusahaan harus memiliki kriteria-kriteria (critical success factors) dan ukuran-ukuran (performance indicators) yang dapat dijadikan sebagai barometer sukses tidaknya perusahaan dalam memiliki dan mempertahankan keunggulun kompetitif tertentu. Beberapa teori keunggulan kompetitif di dunia maya menganjurkan agar paling tidak 7 (tujuh) aspek harus menjadi perhatian dari sebuah perusahaan, yaitu masing-masing:
1.Customer Servic
2. Price
3. Quality
4. Fulfillment Time
5. Agility
6. Time to Market
7. Market Reach
Kondisi ketujuh aspek tersebut akan sangat menentukan posisi perusahaan di dalam kancah persaingan di dunia maya.
Strategic Uses of Information Technology.

Sebelum Teknologi Informasi diterapkan pihak pengambil keputusan harus yakin dan dapat meyakinkan semua pihak terutama para pustakawan bahwa Teknologi Informasi ini akan membawa PNRI lebih baik dan menguntungkan semua stakeholder-nya. Untuk mendapatkan keyakinan tersebut maka harus disusun strategi jitu untuk pengimplementasian Teknologi Informasi yang diharapkan bisa menjamin manfaat TI yang diperoleh akan sebanding dengan investasi yang ditanam, dan mengatasi permasalahan pertumbuhan teknologi yang sangat cepat. Di atas itu semua strategi Teknologi Informasi ini tentunya harus sejalan dengan strategi organisasi PNRI. Beberapa alasan kenapa perencanaan strategis harus dibuat, yang pertama adalah karena sumber daya yang dimiliki organisasi sangat terbatas, sehingga harus digunakan seoptimal mungkin. Kedua, untuk meningkatkan daya saing atau kinerja organisasi, karena para kompetitor memiliki sumber daya teknologi yang sama dan pembedanya nanti adalah siapa yang memiliki eksekusi terbaik. Alasan ketiga adalah untuk memastikan bahwa aset TI dapat dimanfaatkan secara langsung maupun tidak langsung meningkatkan profitabilitas organisasi, baik berupa peningkatan pendapatan (revenue) maupun pengurangan biaya-biaya (costs). Keempat adalah untuk mencegah terjadinya kelebihan investasi (over investment) atau kekurangan investasi (under investment) di bidang TI. Dan alasan terakhir adalah untuk menjamin bahwa TI yang direncanakan dan dikembangkan benar-benar menjawab kebutuhan bisnis organisasi. Tidak semua produk TI tergolong baik, dari sekian banyak produk yang ditawarkan, lebih banyak yang gagal daripada yang berhasil. Sebab itu pada tahap persiapan dan perencanaan, akan dianalisa dan diusulkan beberapa skenario atau pilihan (options), dimana setiap skenario memiliki variabelnya masing-masing seperti biaya (costs), manfaat (benefits), resiko (risks), dampak (impacts), tingkat kesulitan (complexity), hambatan (constraints), dan hal-hal terkait lainnya. Para pengambil keputusan juga harus mempelajari arah dan perkembangan TI secara global agar tidak terjadi kesalahan dalam pemilihan teknologi yang diterapkan dan dikembangkan di organisasi. Maka harus dilakukan pemilahan terhadap teknologi mana saja yang masih dalam tahap percobaan atau perkenalan (infancy/emerging), perkembangan (growth), stabil (mature), dan mulai ditinggalkan (facing out). Tentunya dalam pembuatan sistem jangka panjang dan perencanaan harus diperhatikan agar jangan sampai menggunakan metode atau teknologi yang sudah mengarah ke teknologi basi (facing out). Salah satu metode yang bagus adalah dengan melakukan penelitian terhadap penerapan Teknologi Informasi di perpustakaan-perpustakaan nasional di negara-negara lain, sehingga menjadi acuan bagi PNRI. Namun harus diingat bahwa suatu sistem yang berhasil di tempat lain belum tentu sesuai dan berhasil di tempat kita, karena tentunya ada beberapa kondisi dan karakteristik yang berbeda sehingga membutuhkan penanganan yang berbeda pula. Salah satu dari unsur Teknologi Informasi tersebut adalah brainware, yang merupakan unsur paling kritikal melebihi unsur lainnya (software dan hardware). Jika diibaratkan hardware dan software adalah senjatanya, maka penentu utamanya tetap adalah man behind the gun yaitu dalam hal ini brainware.
Membangun Customer Focused Bisnis
Customer Focused Bisnis sangat diperlukan dalam membangun organisasi bisnis baru, sehingga para customer akan focus pada satu titik. Pertama pemasaran dan penjualan. Seringkali usaha baru bangkrut karena divisi pemasaran dan penjualannya loyo. Banyak yang merasa mampu membuat solusi multimedia dan informatika membuat usaha baru namun setahun kemudian tutup karena tidak dapat proyek. Tugas divisi ini adalah melakukan riset pasar, promosi, mencari prospek klien, melakukan presentasi sampai dapat menghasilkan proyek untuk perusahaan. Kedua produksi. Saya rasa Anda sudah paham proses produksi di bidang ini sehingga dapat membuat struktur organisasi yang tepat. Meski demikian, saya menyarankan agar setiap proyek dikelola oleh Manajer Proyek yang bertanggungjawab terhadap pelaksanaan proyek. Manajer Proyek ini sifatnya temporer: ada ketika ada pekerjaan, sehingga tidak perlu ada di struktur organisasi. Namun dalam pekerjaannya Manajer Proyek membawahi seluruh tim produksi seperti desainer dan programmer sekaligus menjadi penghubung ke klien. Ketiga Administrasi dan Keuangan. Divisi ini bertanggung jawab terhadap masalah legal, administrasi, pembuatan invoice, penagihan, pembayaran dan tetek bengek keuangan termasuk mengatur cash flow dan membayar gaji karyawan.
Ketiga divisi itu cukup dipegang oleh masing-masing satu orang. Direksi saya kira cukup satu saja. Demikian pula komisaris.
Perusahaan baru sebaiknya cukup mengkonsentrasikan pada tiga fungsi dasar tersebut. Bersamaan dengan pertumbuhan perusahaan, jika dirasa perlu melakulan reorganisasi, lakukan saja. Ingat: sa;ah satu daya hidup perusahaan kecil ada pada fleksibilitas organisasinya. Oleh karena itu, manfaatkan daya hidup ini sebaik mungkin.

Value Chain & Strategic Informastion System
Perkembangan Teknologi Informasi dewasa ini sangat cepat dan signifikan. Perkembangan ini menyebabkan perubahan peran teknologi pada dunia bisnis atau organisasi. Peran ini mulai dari efisiensi, efektifitas dan sampai ke peran strategik. Peran efisiensi yaitu menggantikan manusia dengan teknologi informasi yang lebih efisien, peran efektifitas yaitu menyediakan informasi untuk pengambilan keputusan manajemen yang efektif. Dan sekarang peranan teknologi informasi tidak hanya untuk efisiensi dan efektifitas, tetapi sudah untuk strategik, yaitu digunakan untuk memenangkan persaingan. Karena perannya yang strategik, Teknologi Informasi juga disebut sebagai senjata strategik (strategic weapon), yaitu digunakan sebagai alat ampuh untuk berkompetisi dan bahkan saat ini juga teknologi informasi disebut sebagai enabler yaitu membuat organisasi mampu mendapatkan keunggulan kompetitif.
Pada era informasi ini kegiatan bisnis suatu organisasi tidak terlepas dari peran Sistem informasi (SI) dan Teknologi Informasi (TI), SI merupakan sarana andalan guna memenangkan persaingan dalam industri, membantu organisasi dalam mewujudkan efisiensi proses back office, meningkatkan kualitas layanan kepada konsumen, membantu mengambil keputusan, merencanakan ke depan, memperluas pasar, dan memasarkan produk.
Keunggulan bersaing organisasi yang didukung oleh sistem informasi tersebut harus disesuaikan dengan kematangan proses dan rencana bisnis organisasi ke depan guna memenangkan persaingan. Sistem informasi berfungsi sebagai sarana dalam membantu organisasi untuk merealisasikan tujuan organisasi tersebut. Organisasi perlu melakukan penggalian kebutuhan bisnis dan mengevaluasi sumber daya Teknologi Informasi (TI) hingga diperoleh peluang yang dapat dimanfaatkan dan dikembangkan oleh para pelaku yang terlibat dalam organisasi.
Persaingan ketat perguruan tinggi baik negeri maupun swasta dalam berkompetisi, tentu memerlukan suatu strategis yang mampu memenangkan kompetisi tersebut. STMIK Mikroskil adalah salah satu perguruan tinggi swasta yang saat ini mengalami pertumbuhan bisnis yang sangat cepat. Dalam upaya mencapai tujuan STMIK Mikroskil yang terumuskan dalam visi dan misi, memerlukan strategis bisnis maupun strategis SI/TI. Untuk memenangkan persaingan dalam kompetisi ini, STMIK Mikroskil merancang rencana strategis SI/TI yang selaras dengan strategis bisnis. Untuk membuat rencana strategis SI/TI yang baik diperlukan suatu kerangka kerja perencanaan strategis SI/TI yang dapat membantu mengoptimalkan peran strategis SI/TI organisasi dan meningkatkan nilai value bisnis serta menciptakan keunggulan kompetitif STMIK Mikroskil.
Konsep dasar yang digunakan dalam menyusun kerangka kerja Perencanaan Strategis Sistem Informasi dan Teknologi Informasi (SI/TI) pada sebuah perguruan tinggi ini adalah metodologi yang dikemukakan oleh John Ward dan Joe Peppard. Metode penelitian yang dilakukan yakni antara lain studi pustaka, melakukan pengamatan langsung terhadap kegiatan tridarma perguruan tinggi (khususnya dalam bidang pendidikan dan adminstrasi mahasiswa, adminstrasi keuangan dan adminstrasi personal) dan mengkaji dan menganalisis landasan teori yang digunakan dalam menyusun kerangka kerja rencana strategis SI/TI.
Kerangka kerja Perencanaan Strategis Sistem Informasi dan Teknologi Informasi (SI/TI) yang diusulkan terdiri dari 5 tahapan yaitu : tahap-1 adalah Inisialisasi persiapan Perencanaan strategis SI/TI, tahap-2, memahami kebutuhan bisnis dan informasi, tahap-3 menentukan target SI/TI, tahap-4 menentukan strategis SI/TI dan tahap-5 adalah rencana dan implementasi. Analisis strategis menggunakan metode analisis PEST, Analisis BCG Matriks, Analisis Lima Kekuatan Porter, Analisis SWOT, Analisis Value Chain, Analisis CSF dan KPI.
Hasil yang dicapai dari penelitian adalah membuat suatu kerangka kerja perencanaan strategi SI/TI yang terintegrasi sehingga memudahkan manajemen mengelola sumberdaya untuk menghasilkan informasi yang dibutuhkan, akurat, dapat digunakan secara bersama oleh semua pihak.
Re-engineering Bussiness Process
Rekayasa ulang proses bisnis (BPR) adalah, dalam ilmu komputer dan manajemen, suatu pendekatan yang bertujuan perbaikan dengan cara menaikkan efisiensi dan efektivitas proses bisnis yang ada di dalam dan di seluruh organisasi. Kunci untuk BPR bagi organisasi untuk melihat proses bisnis mereka dari yang “bersih” perspektif dan menentukan bagaimana mereka dapat membuat proses-proses ini yang terbaik untuk meningkatkan cara mereka menjalankan bisnis.
Business Process Reengineering Siklus.
Rekayasa ulang proses bisnis juga dikenal sebagai BPR, Business Process Redesign, Business Transformation, atau Business Process Change Management. Reengineering adalah pemikiran ulang yang fundamental dan radikal desain ulang proses bisnis untuk mencapai perbaikan dramatis dalam biaya, kualitas, kecepatan, dan pelayanan. BPR menggabungkan strategi untuk mempromosikan inovasi bisnis dengan strategi membuat perbaikan besar untuk proses bisnis sehingga perusahaan dapat menjadi jauh lebih kuat dan lebih sukses pesaing di pasar.
Pendukung utama rekayasa ulang adalah Michael Hammer dan James A. Champy. Dalam serangkaian buku termasuk Reengineering the Corporation, Reengineering Management, dan The Agenda, mereka berpendapat bahwa terlalu banyak waktu yang terbuang lewat-on tugas dari satu departemen yang lain. Mereka mengklaim bahwa hal itu jauh lebih efisien untuk menunjuk sebuah tim yang bertanggung jawab untuk semua tugas-tugas dalam proses. Dalam The Agenda mereka memperpanjang argumen untuk menyertakan pemasok, distributor, dan mitra bisnis lainnya.
Re-engineering merupakan dasar bagi banyak perkembangan baru dalam manajemen. Lintas-tim fungsional, misalnya, telah menjadi populer karena keinginan untuk kembali insinyur terpisah ke dalam menyelesaikan tugas-tugas fungsional lintas proses fungsional. Selain itu, banyak sistem informasi manajemen baru perkembangan bertujuan untuk mengintegrasikan berbagai fungsi bisnis sejumlah. Perencanaan sumber daya perusahaan, manajemen rantai suplai, sistem manajemen pengetahuan, groupware dan sistem kolaboratif, Sistem Manajemen Sumber Daya Manusia dan sistem manajemen hubungan pelanggan semua berutang rekayasa ulang

Menciptakan Virtual Company

Membantu Untuk membangun sebuah Virtual Company, ada beberapa komponen yang dapat digunakan [11] , diantaranya :
  • Email
  • Hampir semua company menggunakan email dalam proses komunikasi, kapanpun dan dimanapun.
  • Sistem yang otomatis dan mudah digunakan
  • Menggunakan suatu apikasi sistem informasi yang bekerja secara otomatis untuk menggantikan pegawai secara langsung, dengan demikian waktu yang digunakan lebih efisien.
  • Digital company
  • Membuat elektronik company secara on-line.dengan system online , pegawai dapat bekerja kapanpun dan dimanapun.
  • Monitoring
  • Mempermudah memonitor apikasi situs web
  • Infrastruktur
  • Sarana infrastruktur akan dibutuhkan untuk menjalankan konsep sebuah VC.
  • Motivasi
  • Memotivasai user agar on-line
  • user-friendly
  • user memahami tools

Membangun Knowledge Creating Company

Membangun Knowledge Creating Company dibutuhkan poin-poin penting yaitu :
1. Important knowledge in Company :
  • Cara menghadapi persaingan global.
  • Cara menjaga kepuasan pelanggan.
  • Cara mengantisipasi dinamika persaingannya secara tepat melalui pengembangan virtual Lego Factory.
  • Cara menghadapi arena persaiangan dengan film-film yang sedang beredar dengan kualitas box-office, misalnya Star Wars dan Harry Potter.
  • Melaksanakan program restrukturisasi yang terdiri dari downsizing dan downscoping.
2. Cross cultural interfaces & Knowledge domain :
  • Lego Group mengirimkan produknya kepada retail-retail kecil yang terdapat di dalam database Lego Group sejak tahun 1950.
  • Penjualan saham Legoland (Taman Bermain Lego) kepada Blackstone senilai US$450 juta dan penglepasan aset non-produktif di AS, Korea Selatan, dan Australia merupakan bentuk divestasi Lego dalam kaitannya dengan program turn around. Divestasi ini menghasilkan efektivitas dan efisiensi perusahaan yang secara langsung meningkatkan kinerja Lego